SELF-CONCEPT: "Seberapa penting sih self-concept itu?"
Kalau ditanya, "Seberapa penting sih self-concept itu?"
Jawabannya, tentu saja sangat penting! Karena self-concept memiliki peran penting untuk bisa melihat bagaimana diri kita dan mengevaluasi diri kita.
Lalu, seberapa paham sih kalian mengenai apa itu self-concept, apa saja bentuknya, bagaimana cara membangun self-concept yang baik, dan apa saja benefitnya, yuk simak penjelasan berikut!
Jadi, Apa sih Self-Concept itu?
Secara umum, self-concept merujuk pada bagaimana seseorang berpikir, mengevaluasi atau memandang diri mereka sendiri.
Bentuk-bentuk Self-Concept
1. Self-Image
Self-image mengacu pada bagaimana kita melihat diri kita sendiri. Self-image mencakup apa yang kita ketahui tentang diri kita secara fisik (misalnya rambut coklat, mata biru, tinggi), peran sosial kita (misalnya istri, saudara laki-laki, tukang kebun), dan ciri-ciri kepribadian kita (misalnya ramah, serius, baik hati).
Self-image tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Beberapa individu
memiliki persepsi yang berlebihan tentang satu atau lebih karakteristik mereka. Persepsi
yang meningkat ini mungkin positif atau negatif, dan seseorang mungkin memiliki
pandangan yang lebih positif tentang aspek-aspek tertentu dari diri dan
pandangan yang lebih negatif tentang orang lain.
2. Self-Esteem
Self-esteem atau seringkali disebut self-worth mengacu pada seberapa besar kita menerima dan mengahrgai diri sendiri. Hal ini juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti evaluasi orang lain terhadap diri kita, bagaimana kita membandingkan diri kita dengan orang lain, dan peran kita dalam masyarakat.
3. Ideal-Self
Ideal-self mengacu pada keinginan kita untuk
menjadi seseorang yang kita inginkan. Ini terjadi ketika ada ketidakcocokan
antara cara kita melihat diri sendiri (self-image) dan apa
yang kita inginkan (ideal-self), sehingga mempengaruhi
seberapa besar kita menghargai diri sendiri.
Menurut Carl
Rogers, self-image dan ideal-self bisa jadi
kongruen atau tidak selaras. Ketidak sesuaian antara self-image dan ideal-self berarti
ada cukup banyak tumpang tindih di antara keduanya. Walaupun sulit, bahkan
tidak mungkin, untuk mencapai kesesuaian sempurna, kesesuaian yang lebih besar
akan memungkinkan aktualisasi diri.
Ketidaksesuaian antara self-image dan ideal-self berarti ada ketidaksesuaian antara diri dan pengalaman seseorang, yang menyebabkan kebingungan internal (atau disonansi kognitif) yang mencegah aktualisasi diri.
Cara Membangun Self-Concept yang Baik
1. Membuat komitmen janji dengan diri sendiri untuk mau berubah
Sadar bahwa keadaan nggak bisa sama lain dan kamulah orang yang
bertanggung jawab dalam hidupmu dan atas perubahan yang harus dibuat supaya self-concept bisa ter-improve.
2. Cari tahu siapa sebenarnya diri kamu dan coba improve dirimu menjadi orang tersebut.
Untuk memperbaiki self-concept agar menjadi sehat, kamu harus bisa
mengidentifikasi siapa diri kamu sekarang dan siapa diri kamu yang ada di masa
depan yang kamu inginkan (ideal self). Tanyakan kamu ingin menjadi pribadi seperti apa.
3. Ubah juga fisiologi diri
4. Improve gaya hidup
5. Menambah pengetahuan dan skill
Lalu, Apa Benefitnya Memiliki Self-Concept yang Baik?
- Memaksimalkan potensi diri. Apabila kita memiliki self-concept yang sehat, bahwa kita percaya kita bisa melakukan ini dan itu, kita bisa membuka potensi diri kita ke hal-hal yang bahkan tidak pernah kita pikirkan sebelumnya!
- Membantu kita mencapai goal atau keinginan
kita dalam hidup
- Menghindari self-sabotaging behavior (sikap,
pemikiran, maupun tindakan yang menahan kita mendapatkan apa yang kita mau, misalnya
goal hidup kita). Memiliki self-concept yang sehat akan
membuat kita menjadi pribadi yang lebih positif dan percaya bahwa kita bisa
mendapatkan yang kita mau. Sebaliknya, jika self-concept kita
tidak sehat, hal ini tak akan membantu kita mencapai keinginan.
- Menentukan seberapa jauh kita bisa keluar dari
zona nyaman kita untuk menyelesaikan suatu masalah.
- Memengaruhi bagaimana kita menggunakan fisik
kita dalam menghadapi tantangan dan masalah dalam sehari-hari. Contoh
gampangnya, ketika kita punya self-concept bahwa kita terlalu
gemuk untuk bisa ikut dan akan menjadi orang terakhir di garis finish lomba
lari di sekolah, ya mungkin itu yang akan terjadi. Beda kalau kita punya self-concept bahwa
kita sehat dan kuat dan akan menang lomba lari. Pasti hasilnya lebih baik
daripada sebelumnya.
https://www.greelane.com/id/sains-teknologi-matematika/ilmu-sosial/self-concept-psychology-4176368/
Komentar
Posting Komentar