SELF-CONCEPT: "Seberapa penting sih self-concept itu?"

Kalau ditanya, "Seberapa penting sih self-concept itu?"

Jawabannya, tentu saja sangat penting! Karena self-concept memiliki peran penting untuk bisa melihat bagaimana diri kita dan mengevaluasi diri kita. 

Lalu, seberapa paham sih kalian mengenai apa itu self-concept, apa saja bentuknya, bagaimana cara membangun self-concept yang baik, dan apa saja benefitnya, yuk simak penjelasan berikut!

Jadi, Apa sih Self-Concept itu?

Secara umum, self-concept merujuk pada bagaimana seseorang berpikir, mengevaluasi atau memandang diri mereka sendiri.

Self-concept cenderung berubah-ubah ketika seseorang masih dalam tahap pencarian jati diri dan pembentukan identitas. Namun, seiring bertambahnya usia dan belajar mengenai diri sendiri, persepsi akan self-concept ini akan menjadi lebih detail dan terorganisir.

Bentuk-bentuk Self-Concept

Carl Rogers, salah satu pendiri psikologi humanistik, mengemukakan bahwa self-concept terdiri dari tiga bentuk yang berbeda, yaitu:

1. Self-Image

Self-image mengacu pada bagaimana kita melihat diri kita sendiri. Self-image mencakup apa yang kita ketahui tentang diri kita secara fisik (misalnya rambut coklat, mata biru, tinggi), peran sosial kita (misalnya istri, saudara laki-laki, tukang kebun), dan ciri-ciri kepribadian kita (misalnya ramah, serius, baik hati).

Self-image tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Beberapa individu memiliki persepsi yang berlebihan tentang satu atau lebih karakteristik mereka. Persepsi yang meningkat ini mungkin positif atau negatif, dan seseorang mungkin memiliki pandangan yang lebih positif tentang aspek-aspek tertentu dari diri dan pandangan yang lebih negatif tentang orang lain.

2. Self-Esteem

Self-esteem atau seringkali disebut self-worth mengacu pada seberapa besar kita menerima dan mengahrgai diri sendiri. Hal ini juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti evaluasi orang lain terhadap diri kita, bagaimana kita membandingkan diri kita dengan orang lain, dan peran kita dalam masyarakat.

Ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain dan menemukan bahwa kita lebih baik dalam sesuatu daripada orang lain dan / atau bahwa orang menanggapi apa yang kita lakukan dengan baik, harga diri kita di bidang itu tumbuh. Di sisi lain, ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain dan menemukan bahwa kita tidak sesukses di area tertentu dan / atau orang menanggapi secara negatif apa yang kita lakukan, harga diri kita menurun. Kita bisa memiliki harga diri yang tinggi di beberapa area ("Saya murid yang baik") sekaligus memiliki harga diri negatif pada orang lain ("Saya tidak disukai").

3. Ideal-Self

Ideal-self mengacu pada keinginan kita untuk menjadi seseorang yang kita inginkan. Ini terjadi ketika ada ketidakcocokan antara cara kita melihat diri sendiri (self-image) dan apa yang kita inginkan (ideal-self), sehingga mempengaruhi seberapa besar kita menghargai diri sendiri.

Menurut Carl Rogers, self-image dan ideal-self bisa jadi kongruen atau tidak selaras. Ketidak sesuaian antara self-image dan ideal-self berarti ada cukup banyak tumpang tindih di antara keduanya. Walaupun sulit, bahkan tidak mungkin, untuk mencapai kesesuaian sempurna, kesesuaian yang lebih besar akan memungkinkan aktualisasi diri. 

Ketidaksesuaian antara self-image dan ideal-self berarti ada ketidaksesuaian antara diri dan pengalaman seseorang, yang menyebabkan kebingungan internal (atau disonansi kognitif) yang mencegah aktualisasi diri.

Cara Membangun Self-Concept yang Baik

1. Membuat komitmen janji dengan diri sendiri untuk mau berubah

Sadar bahwa keadaan nggak bisa sama lain dan kamulah orang yang bertanggung jawab dalam hidupmu dan atas perubahan yang harus dibuat supaya self-concept bisa ter-improve.

2. Cari tahu siapa sebenarnya diri kamu dan coba improve dirimu menjadi orang tersebut. 

Untuk memperbaiki self-concept agar menjadi sehat, kamu harus bisa mengidentifikasi siapa diri kamu sekarang dan siapa diri kamu yang ada di masa depan yang kamu inginkan (ideal self). Tanyakan kamu ingin menjadi pribadi seperti apa.

3. Ubah juga fisiologi diri

Tenang, bukannya menyarankan kamu untuk jadi 'cantik' menurut standar sosial yang ada kok. Fisiologi disini maksudnya lebih kepada cara kamu bergerak, gestur tubuh, postur, ekspresi muka, dan lainnya. Kenapa penting?

Karena pikiran dan badan kita itu saling berhubungan satu sama lain dan saling memengaruhi. Jadi maksudnya, apa yang kamu rasakan itu memengaruhi fisiologi kamu begitu pula sebaliknya.

4. Improve gaya hidup

Coba tanyakan pada diri, kamu mau hidupmu seperti apa sih? Seberapa sering seharusnya diri kamu yang ideal itu olahraga? Makanan apa yang dikonsumsi? Lingkungan seperti apa yang bikin kamu produktif? Apa hobi atau kegiatan yang bikin kamu bahagia?

Penting untuk tahu hal-hal tersebut supaya kamu bisa lebih mengenal diri kamu dan mengubah keadaan yang sekarang masih biasa saja.

5. Menambah pengetahuan dan skill

Ideal-self yang kamu bayangin dari diri kamu sendiri di masa depan pasti memiliki skill, pengetahuan, dan kemampuan tertentu. Nah, coba kalian identifikasi apa saja skill dan pengetahuan itu. Dari situ, kamu bisa berusaha mengisi gap kekurangan diri kamu sekarang dengan ideal-self kamu.

Lalu, Apa Benefitnya Memiliki Self-Concept yang Baik?

  • Memaksimalkan potensi diri. Apabila kita memiliki self-concept yang sehat, bahwa kita percaya kita bisa melakukan ini dan itu, kita bisa membuka potensi diri kita ke hal-hal yang bahkan tidak pernah kita pikirkan sebelumnya!

  • Membantu kita mencapai goal atau keinginan kita dalam hidup

  • Menghindari self-sabotaging behavior (sikap, pemikiran, maupun tindakan yang menahan kita mendapatkan apa yang kita mau, misalnya goal hidup kita). Memiliki self-concept yang sehat akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih positif dan percaya bahwa kita bisa mendapatkan yang kita mau. Sebaliknya, jika self-concept kita tidak sehat, hal ini tak akan membantu kita mencapai keinginan.

  • Menentukan seberapa jauh kita bisa keluar dari zona nyaman kita untuk menyelesaikan suatu masalah.

  • Memengaruhi bagaimana kita menggunakan fisik kita dalam menghadapi tantangan dan masalah dalam sehari-hari. Contoh gampangnya, ketika kita punya self-concept bahwa kita terlalu gemuk untuk bisa ikut dan akan menjadi orang terakhir di garis finish lomba lari di sekolah, ya mungkin itu yang akan terjadi. Beda kalau kita punya self-concept bahwa kita sehat dan kuat dan akan menang lomba lari. Pasti hasilnya lebih baik daripada sebelumnya.

 

 Sumber: 

Lieswani, Dila. (2018). Bagaimana Mengubah Self-Concept Diri Menjadi lebih baik?.

Lieswani, Dila. (2018). Apa Itu Self-Concept (Konsep Diri) Dan Pentingnya Untuk Diri Kita?.

Mc Leod, S. (2008). Self Concept.

https://www.greelane.com/id/sains-teknologi-matematika/ilmu-sosial/self-concept-psychology-4176368/


Komentar